Thursday, March 10, 2016

Puisi Lama dan Baru/ BI

Puisi adalah jenis karangan yang dalam penyajiannya sangat mengutamakan keindahan bahasa dan kepadatan makna.
Unsur-unsur puisi adalah :
1.      Tema
Tema adalah pokok persoalan yang diungkapkan oleh penyair.
Tema terseirat dalam keseluruhan isi puisi
2.      Rasa
Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok persoalan ang terkandung di dalam puisi
3.      Nada
Nada adalah sikap penyair terhadap pembacanya
Nada berkaitan erat dengan tema dan rasa
Dalam nada terdapat sikap merayu, mengadu, mengkritik, dsb
4.      Amanat
Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya.
Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.
PUISI LAMA
Ciri-ciri puisi lama:
* Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
* Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
* Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

Yang termasuk puisi lama adalah:
1. Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Mantra adalah merupakan puisi tua, keberadaannya dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan.
Contoh:
Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu
2. Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-   12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

a. Pantun
  Contoh :
 Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

b. Pantun jenaka
  Contoh :
Elok rupanya pohon belimbing
Tumbuh dekat pohon mangga
Elok rupanya berbini sumbing
Biar marah tertawa juga

c. Pantun nasihat /orang tua
Contoh :
Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang

d  Pantun teka teki
Contoh :
Kalau puan, puan cemara
Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijak laksana
Binatang apa tanduk di kaki




3. Seloka adalah pantun berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja sebab pantun berkait  
    merupakan jalinan atas beberapa bait.

Ciri-ciri Seloka ::
a. Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
         kedua.
b. Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga bait
         ketiga dan seterusnya

Contoh :
    Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan

4. Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek. ciri-cirinya adalah:
a. Setiap bait terdiri dari 2 baris   b. Baris pertama merupakan sampiran
c. Baris kedua merupakan isi        d. Bersajak a – a
e. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata

Contoh :   Dahulu parang, sekarang besi (a)
                 Dahulu sayang sekarang benci (a)
5. Gurindam adalah puisi puisi lama yang berasal dari Tamil (India ) yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

Ciri-ciri Guri:ndam:
a. Sajak akhir berirama a – a ; b – b; c – c dst.
b. Berasal dari Tamil (India)
c. Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatu   
    sebab akibat.

Contoh :
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )


6. Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab  berisi nasihat atau cerita.
Ciri-ciri nya :
a. Setiap bait terdiri dari 4 baris
b. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata
c. Bersajak a – a – a – a
d. Isi semua tidak ada sampiran
e. Berasal dari Arab

Contoh :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi subur (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)

7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris dan seterusnya.
    Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
Jika satiu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
Jadi :  Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.  Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d
Contoh :
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu



PUISI BARU
Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
Menurut isinya, puisi baru dibedakan atas:
* Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
* Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
* Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
* Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
* Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.
* Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
* Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

Macam-macam puisi baru

1. Distikon adalah sanjak dua seuntai, 
biasanya bersajak sama.
 
Contoh : Berkali kita gagal Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh

(Or. Mandank)


2. Terzina adalah sanjak 3 seuntai.

Contoh :  Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari

(Dari ; Madah Kelana Karya : Sanusi Pane)
3. Quatrain adalah sanjak 4 seuntai
   
Contoh : Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau
Membayang rupa jua
Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu
(A.M. Daeng Myala)


4. Quint adalah sanjak 5 seuntai

Contoh :   Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)



5. Sextet adalah sanjak 6 seuntai.

     Contoh :
Merindu Bagia
Jika hari’lah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)


6. Septima adalah sanjak 7 seuntai.

Contoh :
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya
Ditimpah air mulia tampaknya
Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)


7. Stanza  ( Octav ) adalah sanja k 8 seuntai

Contoh :
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang

(Sanusi Pane)



8. Soneta adalah bentuk kesusasteraan Italia yang lahir sejak kira-kira pertengahan abad ke-13 di kota Florance.

Ciri-cirinya :
a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2
   quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan
   merupakan satu kesatuan yang disebut
   octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan
   satu kesatuan yang disebut isi yang disebut
   sextet.
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran
   alam
f. Sextet berisi curahan atau jawaban atau
  kesimpulan daripada apa yang dilukiskan
   dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris
  biasanya antara 9 – 14 suku kata
j. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b
  – a, c – d – c, d – c – d

Contoh :
Gembala
Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
Melagukan alam nan molek permai ( a )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)


Pada masa lahirnya, Soneta dipergunakan sebagai alat untuk menyatakan curahan hati.
Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaan-perasaan yang lebih luas seperti :
1. Pernyataan rindu pada tanah air
2. Pergerakan kemajuan kebudayaan
3. Ilham sukma
4. Perasaan keagamaan

n

No comments:

Post a Comment